Ketika Iman Menyapa Dalam Ukhuwah
Itulah yang diperbuat keimanan
Membuka mata dan hati
Menumbuhkan kepekaan
Menyirai kejelitaan, keserasian, dan kesempurnaan...
Iman adalah persepsi baru terhadap alam,
Apresiasi baru terhadap keindahan,
Dan kehidupan dimuka bumi,
diatas pentas ciptaan Alloh,
sepanjang malam dan siang..(sayyid kutub)
Pagi merekah dengan udara dingin yang masih enggan untuk menyingkir. Semua manusia bernafas lega ketika ia masih mampu berucap alhamdulillah, ketika telah terbangun sebentar dalam istirahatnya. Ya istirahat yang hanya sebentar. Karena dara bersama teman-teman kontrakannya memilih bangun sebelum bedug subuh berbunyi, melawan dingin dan rong-rongan iblis yang melenakan di bawah guling dan selimut yang hangat.
Mereka membangun cahaya islam bersama Sang Pencipta, larut dalam kekhusuyu’an, syahdu dalam cahaya iman. Setelah selesai tilawah dara dan teman-temannya melanjutkan dalam cengkrama hangat sambil menunggu subuh. Mereka saling bercermin diri, mencoba mewujudkan sabda Nabi bahwa mu’min itu cermin bagi mu’min yang lainnya. mereka saling bertukar ilmu tentang perkembangan tilawah alqur’an dan hafalannya, tentang puasa sunnahnya dan tentang perkembangan mutarobbi mereka masing-masing hingga sampai pada perbincangan pernikahan. Saling tergelak, memberi semangat, menyirami bersama ruh pesona agung dalam persodaraan. Indah sekali.
Betapa indah kebersamaan itu terjalin, berat rasanya untuk melangkah tanpa teman. Kasih dan cinta yang terbina akan selamanya ada dan menuai rasa dalam benak hati setiap orang yang merasakannya, betapa nikmatnya jalinan itu. Jalinan kasih penuh kejujuran, penuh kesederhanaan dan kebersahajaan. Berbagi dalam bahagia, maupun ketika hati merasa galau. Ya disinilah dara dan teman-temannya dipertemukan, ketika ia mulai mengenalkan dirinya pada para wanita muslimah yang terus mengembangkan senyum itu, menawarkan semangat untuk berjuang di medan ini. medan yang kelak akan menambah ilmu walaupun tak semulus kain sutera. Tapi terasa mudah ketika bersama... melantunkan kebahagiaan untuk saling meringankan beban walau hanya sekedar menjadi pendengar keluh kesah sahabat-sahabatnya.
Dara bukanlah seorang yang cantik jelita, kaya raya,.. ya dia hanya wanita biasa yang terkadang masih suka ngambek, seorang wanita yang masih suka rewel dan bingung ketika mau makan dan berangkat kuliah, tapi lagi-lagi para sahabatnyalah yang kembali membuatnya tersenyum dengan menyediakan sarapan paginya, dengan sabar membantu mencarikan buku-buku kuliahnya karena ia terkadang tak sempat mempersiapkan di malam sebelumnya. Membantu mengeluarkan motornya dari garasi, ya mereka para sahabat-sahabatnya yang begitu peduli.
Betapa beruntungnya seorang dara... dia sangat bersyukur di rumah memiliki keluarga yang hangat, di kampus ia bersama-sama teman-temannya menebarkan kehangatan itu dengan indah, tak ada yang wah dan mengada-ngada.. semua berjalan dengan sederhana, dalam kepiawaian saling mengerti bukan meminta untuk dipahami. Dalam ketulusan untuk sekedar menghargai bukan berlomba untuk lebih dulu meminta dihargai. Jalinan aneh ini.. entah berawal dari mana. Boleh saya menyebutnya... jalinan ini berawal dari iman.. berawal dari ketulusan .. ya, jalinan ini berawal dari sebuah senyuman.
Tapi adakalanya melihat dalam tayangan televisi, bahkan dalam realita pun kita sering menemui seorang gadis cantik, memiliki kepopuleran dan kemegahan harta justru begitu sulit mendapat kebahagiaan layaknya dara ketika menjalin kebersamaan bersama teman-temanya.. ketika saya boleh berpendapat maka apa yang kurang..ya karena jalinan yang si gadis bersama teman-temannya lalui hanyalah jalinan karena kepopuleran, gersang dan kering tidak ada sikap saling membangun untuk terus melakukan perbaikan, jadi ketika sang gadis kehilangan kepopulerannya niscaya ia akan ditinggal teman-temannya.
Ya begitulah kehidupan. Kita berhak memilih, dan memilih punya alasan, temasuk dalam pertemanan. Memilih mencari teman yang apa adanya, sederhana, saling membangun , mengerti dan memahami tak peduli ia kaya maupun miskin, tak mempermasalahkan maupun ia cacat, tak menjadi yang utama apakah ia memiliki kepopuleran ataupun tidak. apapun yang pasti ia tetap punya iman. Ya karena orang yang punya iman akan membuat orang yang berada di sekelilingnya merasa aman dan nyaman.
Atau.. kita berteman hanya karena alasan sekedar mencari kepopulerannya semata atau bahkan hanya karena kekayaannya saja. Pilihlah.. dan rasakan efeknya, bergelora atau hanya biasa-biasa saja...rasakanlah ketika iman menyapa dalam ukhuwah hingga bertemu dalam atmosfer cinta. Bergelora, meluap dan tampil dengan serasi dalam kedhsyatan bumi cinta persaudaraan. Persaudaraan tanpa ikatan darah namun mampu membuat para malaikat cemburu.
Begitu sulit mencari ukhuwah sejati yang membuat kita untuk lebih dekat padaNya. Berkumpul bersama yang dalam perkumpulan itu kita mengingat Alloh, agar Alloh kelak mengingat kita dalam perkumpulan yang lebih baik. Yang di sana kita bisa menjumpai wajah sodara kita yang jenaka, yang pendiam, dan yang tampak lelah karena terlalu banyak amanah. Tapi subahanalloh.. ini adalah cahaya yang bergetar dahsyat di antara mereka. Ia bergetar untuk menjadi refleksi jiwa, percepatan perbaikan diri dan perbaikan sodaranya sesama muslim dalam medium galaksi cinta...^_~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar